Masyarakat Adat Sumba Barat Mendukung Sabana Menjadi Ekosistem Esensial

Wakil bupati Sumba Barat Thimotius Tede Ragga, S.Sos menyampaikan komitmen mendukung kegiatan-kegiatan seperti ini yang kembali memperkokoh kesadaran masyarakat adat pada khususnya untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup berdasarkan kearifan lokal masyarakat. Dalam sambutanya Thimotius menegaskan kepada seluruh Rato dan peserta yang hadir agar mempertahankan ekosistem saat ini yang masih ada, adat istiadat khususnya dalam menjaga hutan, dan sumbar-sumber air kita. Adat istiadat kita tentu itu mengalir dari dalam pikiran dan hati setiap anak kampung seperti saya tandasnya. Saya adalah orang adat yang tentunya orang adat, pasti beradab sama seperti bapak ibu sekalian, karena dalam adat ada nilai tertinggi moralitas, etika, tahu menghargai sesama saudara saudari dan bahkan lingkungan hidup kita. Oleh karena ini saya sebagai Wakil Bupati mengajak kita sekalian dari tokoh-tokoh muda sampai bapak-bapak Rato termasuk kami Pemerintah. Kita harus jaga bumi ini, kampung kita, sehingga dari yang telah ditinggalkan nenek moyang kita yang sudah bagus, kita pertahankan untuk generasi masa depan. Kita semua lahir dari keluarga-keluarga adat yang beradab. Bagi generaasi muda ikuti saja perkembangan zaman yang ada tapi jangan pernah meninggalkan identitas kita sebagai orang Sumba yang beradat. Pesan Wakil Bupati Thimotius

Adapun penegasan lain yang disampakan oleh Wabub Thimotius, akhir-akhir ini banyak sabana, hutan yang sulit kita pertahankan dan berdampak pada generasi masa depan kita. Oleh karena itu mari kita lestarikan kembali kita jaga, kita pertahankan bersama. Pertahankan ritual pengkramatan sumber-sumber air tanah adat itu harus dipertahankan karena itu milik suku bukan milik pribadi.

Wabub Thimotius juga mengajak semua generasi muda dan masyarakat agar tidak terprovokasi dengan kejadian demonstrasi diluar sana yang menyampaikan pendapat dengan anarkisme, merampok barang orang, merusak fasilitas publik. Sumba Barat harus damai dan aman. Sumba adalah Tana Besa Tana Bara yang artinya Tana Besa adalah Sumba tanah keramat, tana bara adalah tanah leluhur, tanah nenek moyang yang wajib kita jaga.

Terakhir pesan Wabup Thimotius menyampaikan pesan tertulis sebagai berikut; “ kepada pemuda Sumba sebagai agen perubahan saya mengajak untuk berperan menjaga dan mempromosikan keadilan ekologis, saya berharap diskusi keadilan ekologis ini dapat menghasilkan langkah-langkah yang konkrit untuk mewujudkan keadilan ekologis di daerah, saya percaya bahwa kerjasama dan partisipasi aktif dari semua pihak dapat kita wujudkan keadilan ekologis menjaga lingkungan untuk generasi kita kedepan. Maringi Malala tutup Wabup Sumba Barat Thimotius sekaligus membuka dengan resmi diskusi masyarakat adat dengan tema Urgensi Keadilan Ekologis Di Pada Eweta Manda Elu.

Diskusi Ekologis tersebut turut menghadirkan pemateri lain, seperti Rato Ratewana Kornelis Bili (Ketua Marapu Sumba Barat), Debora Rambu Kasuatau (Ketua PH PW AMAN Sumba), Yulianto Behar Nggali Mara (WALHI NTT), dan Marthen Ragowino Bira, SS. (Kepala Desa Tebara) bersama perwakilan WALHI Nasional. Kehadiran mereka memperkuat semangat kolaborasi dalam pelestarian budaya dan ekologi.

Semua pihak menekankan hal yang sama dan diakhiri dengan membaca deklrasi masyarakat adat dalam mendukung Sabana Sebagai Ekosistem Esensial. Berikut isi deklarasinya (KAMI KOMPONEN MASYARAKAT ADAT PADA EWETA MANDA ELU YANG TERDIRI DARI PEMUDA PEMUDI ADAT, ORGANISASI KEMASYARAKATAN LAINNYA DAN KOMPONEN PEMIMPIN MENYATAKAN MENDUKUNG, MEMPERJUANGKAN BENTANG ALAM SABANA MENJADI EKOSISTEM ESENSIAL YANG DILINDUNGI MELALUI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP REPUBLINK INDONESIA). Kesatuan harapan ditandai dengan menggendangkan yell-yell khas budaya Sumba sebagai simbol kesatuan hati, moral dan tekad dalam menjaga adat serta lingkungan. Seruan ini menegaskan komitmen masyarakat adat, pemerintah, dan organisasi lingkungan untuk melestarikan ekologi di Sumba.

Berita Terkait

Seleksi Direktur Utama PDAM Kota Kupang ...
Wagub NTT Tinjau Lokasi Banjir Bandang ...
BPJN NTT Lakukan Penanganan Darurat Pasca ...
Hari Pertama POPDA 2025 NTT: 11 Kontingen Berhasil ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *