
Pihak sekolah menyambut penuh syukur program ini. Wakil Kepala SD Inpres Fae, Dan Missa, mengaku tidak menyangka partai politik mau hadir dengan kepedulian nyata seperti ini. “Kami sangat berterima kasih. Anak-anak kami butuh perhatian seperti ini,” ujarnya.
Menurut Dan Missa, sebagian besar bahan makanan yang digunakan berasal dari hasil kebun masyarakat sekitar. Hanya beberapa kebutuhan seperti tahu, tempe, telur, dan daging yang dibeli di pasar. Dengan begitu, program ini tidak hanya menyehatkan anak, tetapi juga menghidupkan ekonomi lokal.
“Ibu-ibu pengelola yang memasak juga sangat berperan. Mereka dengan penuh tanggung jawab menyiapkan makanan yang sehat dan bergizi,” tambahnya.
Sejumlah siswa pun mengaku senang dengan program ini. Bagi mereka, hidangan yang disajikan bukan hanya mengenyangkan, tetapi juga membawa keceriaan di sekolah. Ada yang makan sambil bercanda dengan teman, ada pula yang menikmatinya dengan penuh syukur.
Program ini memang bukan permintaan dari pihak sekolah. Murni inisiatif dari PDI Perjuangan TTS yang ingin menghadirkan manfaat langsung ke masyarakat. Inilah yang membuat pihak sekolah merasa sangat terbantu.
“Kami tidak pernah menolak bantuan seperti ini. Justru kami merasa sangat terbantu karena kondisi sekolah kami juga penuh keterbatasan,” kata Dan Missa lagi.
Dengan segala keterbatasan fasilitas, SD Inpres Fae tetap berdiri sebagai tempat anak-anak menimba ilmu. Kehadiran program makan sehat bergizi ini menjadi penyemangat baru, bahwa perhatian dari luar masih ada untuk mereka.
PDI Perjuangan TTS menunjukkan bahwa politik bukan hanya tentang kekuasaan, tetapi juga tentang kepedulian. Melalui program sederhana namun menyentuh, partai ini membuktikan bahwa semangat Bung Karno masih hidup di Timor Tengah Selatan, sebut Dan Missa.
Dan di tengah plafon yang mulai rapuh, ruang kelas yang terbatas, dan jalan menuju sekolah yang penuh rintangan, ada harapan yang tetap tumbuh: anak-anak kecil di pelosok TTS bisa tetap belajar dengan perut yang terisi, berkat kepedulian yang nyata.