YNS Turun Tangan di Jalan Kolonakaf: Saat Janji Pemerintah Tersendat, Excavator Bersuara Lebih Lantang

Jalan Kolonakaf, penghubung delapan kecamatan di TTS, akhirnya disentuh alat berat berkat YNS. Di tengah janji pemerintah yang tertunda, suara excavator menjadi jawaban warga.


Ada kalanya suara excavator jauh lebih lantang dari pidato panjang.

Itulah yang terjadi di Dusun B, Desa Napi, Kecamatan Kie, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Saat janji pembangunan jalan tak kunjung nyata, Yayasan Yusinta Ningsih Sejahtera (YNS) memilih turun langsung.

Jalan Kolonakaf, jalur vital penghubung delapan kecamatan—Kie, Amanatun Selatan, Nunkolo, Boking, Santian, Noebana, Fautmolo, hingga Kotolin—akhirnya digarap.

“Kalau jalan ini dibiarkan rusak, anak-anak terlambat sekolah, ibu-ibu susah ke pasar, pasien sulit ke puskesmas. Kami tidak bisa menunggu janji tanpa kepastian,” tegas Founder YNS, Yusinta Nenobahan Syarief, yang akrab disapa Uchi.

Uchi tidak sekadar berbicara. Ia membawa solusi. Excavator disewa, koordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTT dilakukan, dan pengerjaan pun dimulai.

“Kita bisa sampai di tahap ini karena kerja sama yang baik. Jalan ini sangat penting, dan kami ingin turut membantu memperlancar akses masyarakat,” ujarnya.

Di lokasi, warga tidak tinggal diam. Mereka ikut menyiapkan lahan, mengatur jalan, bahkan menemani operator alat berat bekerja hingga malam.

Bagi mereka, ini bukan sekadar proyek. Ini harapan yang sudah lama menunggu untuk ditepati.

Rama S. Usman, ST., MT., Plh. Kabid Bina Marga Provinsi NTT yang hadir mewakili Gubernur, mengakui kondisi sulit anggaran daerah.

“Saat ini anggaran kita terpangkas. Karena itu, kolaborasi menjadi kunci. Kita bersyukur ada YNS yang peduli,” ujarnya.

Rama juga menegaskan bahwa meski jalan ini berstatus non-status, peran kabupaten tetap krusial. “Provinsi hanya bahas anggarannya. Kabupaten harus aktif berkomunikasi,” katanya.

Kepala Desa Napi, Yutum Nombala, tidak mampu menyembunyikan syukurnya. “Kami sangat berterima kasih. Semoga Tuhan melancarkan semua urusan Ibu Uchi dan keluarga,” ungkapnya.

Ucapan syukur itu diperkuat doa tuan tanah Yunus Soinbala dalam bahasa daerah, doa yang lahir dari ketulusan masyarakat yang sudah lama menunggu jalan layak.

Jalan Kolonakaf kini bukan lagi sekadar cerita tentang janji pemerintah. Ia jadi bukti bahwa inisiatif warga bisa mendobrak kebuntuan.

Hadir dalam kegiatan ini, Yusinta Nenobahan Syarief bersama suami Rama S. Usman, anggota DPRD TTS Silvester Tampani, Camat Kie Zemry Tualaka, Kapolsek Kie Faisal Alang, serta para tokoh adat setempat.

Dan hingga malam hari, suara excavator masih terdengar di Kolonakaf.

Berita Terkait

Alat Berat Turun, Jalan Kolonakaf Mulai ...
Rindu Tanah Leluhur, Yusinta Ningsih Memilih ...
YNS Kembali Bantu Korban Longsor TTS, ...
YNS : Perempuan Timor Harus Berani Bersikap ...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *