
UMKM Sinar Puinlam Kaenka asal Desa Tune, Tobu, berhasil raup Rp 500 ribu di hari pertama Festival Musim Dingin TTS 2025. Jajakan produk olahan kebun hingga tenun pewarna alam.
Fatukolen, Timor-Savana – Festival Musim Dingin Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) 2025 tidak hanya menjadi ajang hiburan budaya, tetapi juga membuka peluang besar bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Salah satunya adalah UMKM Sinar Puinlam Kaenka asal Desa Tune, Kecamatan Tobu, yang ikut memamerkan berbagai produk olahan hasil kebun dan kerajinan tangan.
Penjaga tenda UMKM tersebut, Harlenci Tampani, mengaku sangat bersyukur bisa ambil bagian dalam festival yang digelar di Desa Tunua, Kecamatan Molo Utara.
Produk yang mereka bawa tidak hanya makanan olahan, tetapi juga hasil alam dan karya budaya khas TTS. Di antaranya steak labu, aneka keripik, kacang telur, kunyit jahe, madu hutan, VCO, minyak gosok, sambal luat, hingga kain tenun pewarna alam.
Menurut Harlenci, seluruh produk ini dihasilkan secara berkelompok, namun dalam penjualannya setiap anggota UMKM memiliki kesempatan menjual secara mandiri.
“Kami sampai di lokasi festival jam 11 siang, lalu mulai jualan jam 1 siang sampai acara hari pertama selesai,” ungkap Harlenci saat ditemui di lokasi festival, Jumat (4/9/2025).
Menariknya, omzet yang diperoleh cukup besar. Pada hari pertama saja, UMKM Sinar Puinlam Kaenka mampu meraih pendapatan Rp 500 ribu.
“Biasanya untuk dapat Rp 500 ribu itu butuh dua sampai tiga hari kalau ikut kegiatan lain. Tapi di festival ini, sehari saja sudah bisa,” tambahnya penuh semangat.
Harlenci berharap, keberhasilan ini bisa membuka jalan bagi UMKM asal Tobu dan wilayah lainnya untuk lebih sering diikutsertakan dalam event besar, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.
“Kalau ada event yang lebih besar, kami harap bisa diundang lagi. Kalau tahun depan masih ada Festival Musim Dingin, kami juga siap ikut lagi,” ujarnya penuh harap.
Tak hanya itu, Harlenci menekankan bahwa kali ini festival terasa istimewa karena seluruh UMKM peserta tidak dipungut biaya apapun.
“Baru kali ini, kami ikut festival dan tidak bayar apa-apa, termasuk biaya listrik. Semua difasilitasi pemerintah daerah dan panitia. Kami sangat berterima kasih,” jelasnya.
Baginya, hal ini menjadi bentuk dukungan nyata pemerintah daerah terhadap geliat UMKM lokal. Apalagi, UMKM merupakan salah satu penopang utama perekonomian masyarakat di TTS.
Dengan adanya ruang promosi seperti Festival Musim Dingin, UMKM mendapat kesempatan bukan hanya meningkatkan penjualan, tetapi juga memperkenalkan produk khas TTS ke khalayak yang lebih luas, tutup Harlenci.